Lestarii

Jumat, 16 Februari 2024

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU.

1. Gempala Universitas Tjut Nyak Dien

2. Gempals PTKI
3. Gempita UNIKA
4. Genetika UISU
5. Kompas USU
6. Lampalin UPMI
7. Lexnatural UMA
8. Mahatala Nomensen
9. Mapagratwa POLMED
10. Gempahr UHP
11. Mapala UMA
12. Mapala UMSU
13. Mapala UNIMED
14. Mapasta UINSU
15. Matripala TGD
16. Pascal PU
17. Wanaarka UNUSU


Kamis, 09 Maret 2023

A Masterpiece of Environmentalist : Poster (3)

 POSTER

Dari postingan blog sebelumnya kita dapat melihat karya-karya hebat dari Rimbapala Boras Pati. Nah bagaimana dengan Rimbapala Danadyaksa Ananta? Yuk kita review bersama-sama.

Karya Erfando Prasetya Sembiring ( Ruot B)

Poster ini bernuansa hijau dengan ornamen simpel. Pesan yang dapat dikutip dari poster ini juga mudah untuk dipahami. poster ini cocok untuk ditampilkan kepada masyarakat awam.



 Karya Sola Gratia br Sinuraya (Pepi D)

Elemen yang digunakan pada poster ini sangat relate dengan apa yang ingin disampaikan designer. Hanya saja warna tulisan bagian atas dengan elemen yang ditaruh, sehingga agak sulit untuk dibaca. Namun secara keseluruhan poster ini mampu menyampaikan informasi kepada viewer.


Karya Mhd. Rizky Hadinata (Jumet)

Poster ini banyak berisi informasi beserta gambar. Hal ini sangat selaras dengan fungsi dan tujuan poster.


Karya Nur Halimah (Ketus)

Ketus membuat poster dengan menampilkan slogan yang mudah untuk diingat oleh viewer. Hal ini merupakan nilai plus yang perlu untuk diketahui oleh para designer poster.


Karya Elsa Monica Pandiangan (Talas)

Perpaduan warna pada poster ini membuatnya semakin menarik untuk dilihat. Pesan yang terkandung juga tersampaikan dengan mudah kepada viewer.  


Karya Tatasari Cahaya Ningrum (Tedibo)

Tedibo memberikan elemen yang cocok pada setiap poin yang ingin disampaikan. Elemen-elemen poster yang tergabung membuat informasi yang diberikan semakin jelas.

Karya Rikson Adrian Faniruan Silalahi (Siapor)

Perpaduan warna dan pemilihan element serta font yang cocok membuat poster ini layak untuk dipamerkan.


Karya Gabriella Sidabariba (Awulan)

Pemilihan warnanya pas dengan objek yang sedang dibahas dalam poster ini. Informasi yang ada di dalamnya juga banyak. Pemilihan elemen yang bagus membuat viewer tidak bosan membaca dan menggali info dari poster ini 


Karya Patar Simangunsong (Pemjo)

Komposisi yang bagus dari poster ini membuatnya sangat menarik, informasinya juga sangat bermanfaat.


Karya Frisca Ratu Fricillia Napitupulu (Gerla)

Design yang digunakan hampir sama dengan Siapor, yang memberdakan adalah dari segi informasi di dalamnya.



Karya Fabiano Sihombing (Moge WS)

Poster ini terlihat menarik dengan pemilihan font yang cukup menantang. Namun pemilihan fontnya didukung dengan perpaduan warna yang pas terhadap warna utama.
 

Karya Sephia Br Sembiring (Simantuk)

Poster bernuansa hitam ini sangat eyecatching, terlihat menarik dan pemilihan warna nya juga pas.


Karya Reza Pahlevi Hasibuan (Mudong)

Pesan dari poster ini tersampaikan dengan baik. Elemen yang ada di dalam nya juga mendukung informasi yang diberikan

Karya Jeni Mei Yanda Sirait (Radika)

Karya ini full dengan informasi dan elemen yang bagus. Poster ini sangat layak untuk disebarluaskan.



Karya Helsen Hasundungan Hutabarat (Gerama)

Karya ini simpel dengan hanya beberapa elemen dan kata. Namun, poster ini cukup mampu memberikan informasi kepada viewer.


Karya Raynata Andini Br. Tarigan (Dupo)

Karya ini memberikan kesan mendalam hanya dengan menampilkan komposisi warna dan gradasi.


Karya Mhd Fauzs Nur (Caman)

Komposisi warna dan elemen yang pas, poster ini juga terlihat menarik karena disertai slogan yang mudah untuk dipahami viewer.


Karya Jesica Efrany Simanjuntak (Kutam)

Kutam membuat karya poster yang simpel namun memberi banyak tips untuk menjaga lingkungan. Poster ini cukup informatif untuk dilihat.



Karya Jeli Manogu Tua Tinambunan (Penggal)

Karya ini memiliki makna singkat namun tegas. Perpaduan warna latar dan font juga serasi serta pemilihan elemen yang pas.


Inilah hasil karya dari Angkatan RDA!!! Sangat menarik dan masing-masing memiliki nilai estetikanya tersendiri. Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan Rimbapala Kehutanan USU bisa diakses di akun akun official Rimbapala Kehutanan USU.

Designer: Rimbapala Danadyaksa Ananta (RDA)
Writer: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Sabtu, 25 Februari 2023

PERBURUAN SATWA LIAR

 PERBURUAN SATWA LIAR


Indonesia memiliki keanekaragaman jenis satwa liar yang tinggi dan tersebar di beberapa tipe habitat. Bermacam-macam jenis satwa liar ini merupakan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk banyak kepentingan manusia yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik untuk kepentingan ekologis, ekonomis, sosial dan kebudayaan. Manusia memanfaatkannya dengan berbagai cara dan sering kali menyebabkan terjadinya penurunan populasi mereka, bahkan hingga menyebabkan beberapa jenis satwa liar terancam punahIndonesia merupakan salah satu rumah bagi satwa-satwa, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Setiap satwa memiliki porsi masing-masing, diantaranya ada 12% mamalia, 16% reptil dan amfibi, 17% burung, 25% ikan, dan sisanya 10% tanaman berbunga. Tingkat endemisme yang tinggi dengan keunikan tersendiri yang menjadi salah satu faktor keanekaragaman hayati dan non hayati bertebaran tumbuh di Indonesia.

Manusia memanfaatkan satwa liar dengan berbagai cara dan sering menyebabkan terjadinya penurunan populasi terancam punah. Meningkatnya jumlah populasi manusia berdampak pada meluasnya pembangunan di berbagai sektor diantaranya pembukaan kawasan hutan untuk perkebunan dan pertambangan, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perburuan satwa liar di Desa Sinsingon Kecamatan Passi Timur. Hasil penelitian terdapat 8 jenis satwa liar yang diburuh yaitu Tikus (Rattus sp) 100%, Babi Hutan (Sus celebensis) 30,4%, Kus-Kus (Ailurops ursinus) 30,4%, Kelelawar (Chairoptera) 21,7%, Burung Mandar (Gallirallus philippensis) 21,7%, Burung Pergam (Gallirallus philippensis) 13,0%,Yaki (Macaca Nigra) 8,7%,Ular (Python reticulatus) 4,3%.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati dan non hayati tidak boleh digunakan secara berlebihan, contohnya satwa liar. Satwa liar yang dilindungi dilarang untuk dipelihara, dimiliki, diburu maupun diperdagangkan, namun masyarakat masih belum bisa membedakan satwa yang dilindungi dan tidak dilindungi. Hal ini membuat naiknya terus menerus perdagangan satwa liar ilegal, dan naiknya angka kepunahan satwa langka dilindungi. Kasus perdagangan satwa langka dilindungi masih saja marak dilakukan, meski pemerintah telah mengaturnya dalam UndangUndang. Dilansir dari Kompas.com, menurut Guru Besar IPB, Prof. Ronny Rachman Noor mengatakan bahwa Indonesia tercatat sebagai salah satu eksportir produk satwa liar terbesar.

Bertolak dari berbagai kasus yang ada, banyak pihak seperti para ahli konservasi, pemerintah, maupun lembaga non-profit saat ini tengah berusaha memberantas aktivitas perburuan. Salah satu cara yang ditempuh yaitu dengan memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Sekarang AI diimplementasikan ke berbagai peralatan teknologi dan diintegrasikan ke banyak sektor juga industri, salah satunya untuk mendukung konservasi yang dapat dimanfaatkan untuk melindungi satwa liar dari perburuan ilegal. kenapa kita harus repot-repot melakukan konservasi satwa kalo ternyata udah banyak spesies punah tanpa campur tangan manusia? Apa juga peran sebenarnya dari satwa-satwa tersebut sampai harus kita lindungi? Sebelumnya dijelaskan terlebih dahulu hewan apa yang terancam punah.

Tetapi memang di dalam sejarah panjang dari bumi yang berumur 4,5 milyar tahun ini, bisa dibilang lebih dari 95% mahluk hidup yang pernah ada di bumi ini udah punah. Kepunahan spesies adalah hal yang wajar dalam perjalanan makhluk hidup di bumi. Ada kepunahan alami yang terjadi sepanjang waktu ketika di waktu dan lingkungan tertentu, secara random, alam melakukan seleksi pada spesies-spesies yang kurang bisa menyesuaikan diri pada (perubahan) lingkungannya. Contoh spesies yang mengalami kepunahan alami adalah hiu Megalodon yang hidup 23 hingga 2,6 juta tahun yang lalu. Megalodon tuh punya ukuran tubuh yang guedee banget. Tentunya butuh makan mangsa yang banyak banget untuk memenuhi kebutuhan kalori tubuhnya. Di saat yang bersamaan, ada satu spesies pesaing Megalodon yang punya menu makanan sama, yaitu moyangnya paus pembunuh, yang berukuran tubuh lebih kecil. Salah satu hipotesis ilmuwan menyatakan kalo akhirnya Megalodon kalah saing dan lama-kelamaan punah. 

Tertera jelas dalam Undang-Undang RI No 5/1990 mengenai Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang mengatur tentang larangan jual beli satwa langka dan dilindungi. Bahkan dalam pasal 40 ayat (2) pun menerangkan, apabila melanggar Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000. Adanya Undang-Undang yang berlaku di Indonesia tetap tidak membuat perdagangan satwa ilegal ini berhenti. Permintaan satwa liar yang tinggi ini membuat terus menerus perburuan, penyelundupan dilakukan terutama dalam satwa burung murai batu, ular, dan binturong.

Burung Murai Batu atau dikenal dengan istilah white rumped shama (Copsychus malabaricus) merupakan salah satu jenis burung kicau yang cukup digemari di Indonesia. Murai batu masuk ke dalam Family Turdidae karena memiliki kemampuan berkicau yang baik dengan suara merdu, bermelodi dan memiliki berbagai variasi suara unik. Selain kemerduan kicaunya, pasalnya keeksotisan dan karisma yang dimiliki murai batu pun merupakan salah satu daya tarik paling tinggi.

Kemewahan dan keindahan suara kicaunya merupakan salah satu alasan tingginya perburuan murai batu di alam liar. Tingginya perburuan terhadap burung ini menyebabkan murai batu sempat masuk kategori satwa dilindungi dalam Peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 20 Tahun 2018. Namun, dalam Peraturan KLHK Nomor 92 Tahun 2018 murai batu resmi dikeluarkan statusnya dari kategori satwa dilindungi. Keputusan ini merupakan hasil dari kajian sosial dan ekonomi yang dilakukan untuk menanggapi berbagai saran dari masyarakat yang menjalankan bisnis perdagangan burung serta masyarakat yang hobi memelihara burung kicau untuk dijadikan primadona lomba atau kontes.

Menurut Britha Dian dari Garda Animalia, banyaknya komunitas pecinta burung dan aktivitas perlombaan burung kicau dapat berpengaruh terhadap populasi burung tidak hanya murai batu. Hobi dan aktivitas-aktivitas perlombaan yang demikian membuat orang juga berlomba-lomba memiliki burung, menangkarkan, dan lain sebagainya. Sayangnya kalau di Indonesia, perlombaan semacam ini terkadang mendapatkan “dukungan” dari pemerintah melalui sponsorship atau bentuk lainnya. Sehingga kegiatan ini menarik minat banyak orang yang akhirnya berpengaruh pada keseimbangan ekosistem dan keberadaan satwa tersebut di alam.

Perburuan murai batu masih terbilang tinggi di alam liar, terlebih ketika murai batu sudah dihapuskan dari daftar satwa yang dilindungi. Junaidi Hanafiah, reporter Mongabay yang pernah menulis mengenai perburuan murai batu setuju bahwa penghapusan murai batu dari daftar satwa yang dilindungi menjadikan populasi burung murai kini semakin menipis, “Ketika satwa (murai) dilindungi, perburuannya saja sudah banyak, apalagi setelah statusnya dicabut menjadi tidak dilindungi. Di penangkaran memang masih banyak, namun di alam liar saya jarang sekali menemukan (murai batu). Saya khawatir, jika terus diburu suatu hari akan punah.” Melihat banyak kasus mengenai pemburuan satwa liar, kita sebagai generasi muda diharapkan mampu untuk menjaga dan melindungi satwa liar terkhusus yang ada di Indonesia ini, agar kedepannya tidak ada lagi kata kepunahan satwa satwa yg ada di Indonesia bahkan di dunia

Penulis: Raynata Andini (Dupo RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS) 

Jumat, 24 Februari 2023

INTRODUKSI EKSOTIK DAN PENGENDALIAN SPESIES EKSOTIK (KONYAL)

 INTRODUKSI EKSOTIK DAN PENGENDALIAN SPESIES EKSOTIK (KONYAL)


Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetic) yang berada di dalam setiap jenisnya. Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai negara mega-biodiversity. Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat yang vital dan strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan, baik dimasa kini maupun yang akan datang. 

Namun demikian Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat yang menyebabkan menurunnya keaneka ragaman hayati, Hal ini disebabkan karena proses pembangunan, dimana jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah menyebabkan kebutuhan dasar pun semakin besar, sehingga sering terjadi perubahan fungsi areal hutan, sawah dan kebun rakyat baik oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan demikian menyebabkan menyusutnya keanekaragaman hayati dalam tingkat jenis. Ketika pembangunan pemukiman, perkantoran, dan industri berjalan dengan cepat, secara bersamaan terjadi penurnan populasi jenis tumbuhan, hewan dan mikroba. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragam hayati dunia. 

Introduksi spesies adalah berpindahnya suatu jenis mahluk hidup dari habitatnya ke habitat lain. Berpindahnya mahluk hidup tersebut dapat secara sengaja ataupun secara tidak sengaja. Introduksi spesies adalah usaha sadar atau tidak sadar memasukkan suatu jenis hewan atau tumbuhan ke dalam satu habitat yang baru. Spesies eksotik adalah suatu spesies yang sengaja atau tidak sengaja diangkut dan dilepaskan oleh manusia ke lingkungan luar dari daerah asalnya. Spesies eksotik dapat didefinisikan sebagai organisme apa pun yang kebetulan hidup di luar jangkauan sebaran alaminya sebagai akibat dari aktivitas antropogenik, atau aktivitas melalui introduksi secara sengaja atau tidak sengaja ke habitat baru. 

Konyal merupakan salah satu jenis tumbuhan eksotik yang bersifat invasive di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Konyal memiliki karakteristik yang menonjol, yaitu mudahnya pertumbuhan awal dari tumbuhan tersebut tidak hanya dari biji, melainkan dari batang dan akar. sifat konyal yang yang cepat memberi naungan pada tumbuhan yang dirambatinya menyebabkan kematian bagi tumbuhan tersebut. Selain itu konyal tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat, menyebabkan terganggunya pertumbuhan jenis lokal di kawasan ini. Konyal di kawasan ini menjadi ancaman bagi jenis-jenis tumbuhan lokal TNGGP dan keberadaannya perlu diwaspadai dan dikendalikan.

Pemetaan sebaran konyal (Passiflora suberosa L) dapat menjadi salah satu upaya prefentif untuk menjadi acuan dalam melakukan pengendalian konyal di area prioritas. Keberadaan konyal di RPTN Mandalawangi dapat diketahui melalui terestrial survey, yaitu dengan metode marking koordinat di lapangan menggunakan GPS dan kompas serta identifikasi citra satelit. Untuk mengetahui kesesuaian habitat konyal maka dapat dilakukan dengan metode overlay peta klasifikasi jenis tanah, curah hujan, tutupan lahan, dan peta kelerangan dengan peta sebaran konyal. Dari keseluruhan data yang didapat kemudian di analisis menggunakan SIG yang kemudian menghasilkan output peta sebaran konyal (Passiflora suberosa L) yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan kegiatan pengendalian konyal di area prioritas. 

Dapat dilihat pada gambar, bahwa sebaran konyal yang sangat rapat adalah berada di kawasan hutan jalur interpretasi ciwalen, yaitu pada titik koordinat Lat -6.7459 Long 107.0033 dengan ketinggian 1.463 mdpl dengan klasifikasi hutan sub montana (700- 1500 mdpl). kawasan hutan pada jalur ini memiliki sebaran konyal (Passiflora suberosa L) yang paling padat. Hal ini dikarenakan lokasi ini merupakan lokasi bervegetasi jarang dan tutupan tajuk yang tidak terlalu rapat, sehingga konyal dapat tumbuh dan menyebar secara maksimal karena lokasi tersebut merupakan lokasi dengan intensitas sinar matahari yang cukup tinggi. 

Hasil observasi yang dilakukan pada lokasi ini, terdapat satwa yang mudah ditemui mengingat konyal (Passiflora suberosa L) merupakan salah satu pakan dari beberapa satwa di kawasan ini, hal ini dapat menjadi salah satu faktor konyal (Passiflora suberosa L) menyebar dengan sangat cepat. Jalur interpretasi ciwalen merupakan salah salah satu lokasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, hal ini sangat memungkinkan menjadi salah satu faktor menyebarnya konyal (Passiflora suberosa L). (Passiflora suberosa L) yang cukup rapat. Vegetasi pada lokasi ini merupakan kawasan bervegetasi jarang dengan tutupan tajuk yang tidak terlalu rapat, sehingga konyal (Passiflora suberosa L) dapat secara maksimal tumbuh dan menyebar di lokasi tersebut. pada lokasi ini, konyal banyak tumbuh di area sekitar jalur. Hal ini dikarenakan area jalur cibeureum merupakan lokasi yang cukup terbuka dan tutupan tajuk yang kurang rapat.

Sama halnya dengan jalur interpretasi ciwalen, jalur air terjun cibeureum merupakan salah satu lokasi yang 7 banyak dikunjungi oleh wisatawan dan menjadi jalur untuk pendakian. Hal ini menjadi salah satu faktor menyebarnya konyal di area tersebut. satwa menjadi salah satu faktor dalam menyebarnya konyal (Passiflora suberosa L). Karena pada jalur tersebut banyak terdapat kotoran satwa yang masih berbentuk biji konyal (Passiflora suberosa L). Dan lokasi ketiga adalah kawasan hutan bumi perkemahan (buper) mandalawangi. Sebaran konyal (Passiflora suberosa L) di Buper mandalawangi dapat ditemui di beberapa titik, salah satunya pada koordinat Lat -6.7352 Long 107.0026 dengan ketinggian 1.337 mdpl. lokasi tersebut merupakan lokasi dengan sebaran konyal (Passiflora suberosa L) tidak rapat. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi dengan vegetasi yang rapat dan tutupan tajuk yang cukup padat. Dengan kondisi vegetasi rapat dan tutupan tajuk yang padat menyebabkan lokasi tersebut merupakan lokasi dengan intensitas matahari sedikit sehingga konyal (Passiflora suberosa L) tidak dapat tumbuh secara maksimal. Kawasan hutan buper mandalawangi merupakan lokasi yang jarang dikunjungi wisatawan, dan pada lokasi ini juga jarang ditemukan adanya satwa. Hal ini menjadi salah satu faktor konyal (Passiflora suberosa L) tidak dapat menyebar dengan maksimal. Dan pada ketinggian 2000 mdpl pada hm 24 tidak terlihat sebaran konyal. Hal ini dikarenakan pencegahan yang telah dilakukan, untuk mencapai tujuan dengan strategi yang efektif dan tepat sasaran.


Penulis: Muhammad Fauza Nur (Caman RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Kamis, 23 Februari 2023

A Masterpiece of Environmentalist : Poster (2)

 POSTER

Dari postingan blog sebelumnya kita mengetahui definisi serta fungsi poster. Pasti pada penasaran kan karya apa saja yang telah dilahirkan oleh para anggota Rimbapala? Karya ini dibuat 100% murni kreativitas dari anggota, jadi suatu kebanggaan bisa melakukan publikasi terhadap karya-karya Para Srikandi dan Arjuna Rimbapala. 

Berikut ini kita akan spill karya dari angkatan Rimbapala Boras Pati yaaa!!!

Karya M. Agustian Syaputra (Cemot PA)

Cemot membuat karya poster dengan tema Harimau Sumatera, tema ini sangat menarik apalagi untuk environmentalist yang begitu cinta dengan satwa liar. 


Karya Enzelika br Sihotang (Kudel SP)

Karya Kudel berisi ajakan untuk melestarikan lingkungan, lho! Poster yang bernuansa hijau ini memberikan tips melestarikan lingkungan hanya dengan hal-hal kecil. Sangat bermanfaat!


Karya Shafira Danish (Mayanor)

Agretta garzetta adalah spesies burung air yang berkembangbiak secara kolonial. Meskipun bukan termasuk satwa langka, burung ini harus tetap dilestarikan. Poster Mayanor dibuat simpel dan memberikan banyak makna. Sebagai environmentalist, bukan cuma satwa langka yang perlu diperhatikan, satwa seperti burung kecil ini juga perlu untuk diperhatikan.


Karya Natasya Rena Uli Hia (Nawagi RD)

Poster karya Nawagi memberikan informasi penting tentang sampah. Sampah adalah masalah lingkungan yang tidak pernah ada habisnya, hal ini membuat sampah tidak bisa disepelekan. Sebagai environtmentalist, sudah seharusnya kita mengenai hal se-basic ini.


Karya Dapit Benedictus Kaban (Papa Amipul)

Amipul membuat karya bertema Black Side of Elephants. Konflik antara gajah dan manusia tidak menjadi masalah asing dalam dunia konservasi. Poster ini berisi ajakan untuk tidak mengganggu habitat gajah. Yuk kita lihat!!!


Karya Aidil Oka Arisena Sinabutar (Pineng CJ)

Karya yang bertema satwa liar dari Pineng dapat membuka kesadaran kita semua. Poster ini berisi pertanyaan satire yang cukup menohok hati. Mari kita lihat guys!


Karya Astri Rahmadani Sitanggang (Pitaloka)

Bencana alam yang kita alami adalah bentuk dari keadilan Tuhan atas perlakuan kita terhadap alam. Poster Pitaloka berisi reminder bahwa bencana selaras dengan perlakuan kita terhadap alam. Check it out!


Karya Despanca Erika (Tilusa)

Poster karya Tulisa simpel dengan nuansa hijau, tema yang diambil adalah pohon. Bumi dan Manusia memang tidak bisa dilepaskan, oleh karena itu manusia harus mengambil peran dalam melestarikan bumi seperti menjaga pohon. Break a leg! mari kita menjaga pohon!



Itulah hasil karya poster dari angkatan Rimbapala Boras Pati, mau lihat karya karya anggota Rimbapala yang lain?! Stay tune, hanya di Rimbapala Kehutanan USU



Poster Designer: Rimbapala Boras Pati
Writer: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)
Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)






A Masterpiece of Environmentalist : Poster

 POSTER

Poster adalah sebuah karya yang menjadi media publikasi untuk memberikan informasi kepada publik yang tersusun dari tulisan, gambar, elemen, warna yang telah dikombinasi. Pengaplikasiannya sudah meluas, mulai dari ditempel di dinding hingga diposting di media sosial. Fungsinya sebagai sarana promosi, berbagi informasi, memberi edukasi serta media komunikasi.

Rimbapala telah melaksanakan materi kreativitas konten dan poster pada 18 Februari 2023 yang dibawakan lansung oleh pemateri yang berkompeten dan berprestasi. Berikut ini dokumentasi kegiatan Rimbapala mengenai "Materi Kreativitas Konten dan Poster"


Mau lihat hasil karya poster dari Para Srikandi dan Sang Arjuna Rimbapala Kehutanan USU? Silahkan akses website official Rimbapala Kehutanan USU dan instagram official Rimbapala @rimbapala_kehutanan.usu untuk info lebih lanjut. Salam Lestari!!


Penulis: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)
Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

 

RISET ENVIRONTMENTALIST; MANGROVE

 HUTAN MANGROVE: PENGERTIAN, CIRI-CIRI, FUNGSI, DAN POTENSI

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai luasan hutan mangrove terbesar di dunia. Fungsi hutan mangrove tidak hanya mencegah abrasi, tetapi bermanfaat untuk kehidupan sosial-ekonomi masyarakat


Pengertian Hutan Mangrove 

Hutan mangrove adalah jenis hutan yang terdiri atas formasi dari tumbuhan yang spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang terlindung di daerah tropika dan subtropika. Kata mangrove sendiri berasal dari perpaduan antara bahasa Portugis yaitu mangue, dan bahasa Inggris yaitu grove. Dalam bahasa Portugis, kata mangrove dipergunakan untuk individu jenis tumbuhan, dan kata mangal dipergunakan untuk komunitas hutan yang terdiri atas individu-individu jenis mangrove. 

Hutan mangrove di Indonesia sekitar 8,6 juta hektar, terdiri atas 3,8 juta hektar di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta hektar di luar kawasan hutan. Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Kondisi ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan. Pelestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove.


Ciri-ciri Hutan Mangrove 

Setiap jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu hutan tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada jenis- jenis hutan. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan yang mempunyai akar mencuat ke permukaan, 

2. Tumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran air tawar dan air asin, 

3. Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, 

4. Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga terjadi akumulasi bahan organik, 

5. Seringkali termasuk jenis hutan homogen karena tumbuhan yang hidup relatif berasal dari genus yang sama.


Fungsi Hutan Mangrove 

Selain memiliki beragam manfaat, hutan mangrove ternyata mempunyai fungsi yang krusial bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar hutan. Berikut ini penjelasan fungsi-fungsi hutan mangrove antara lain yaitu:

A. Fungsi Fisik 

1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan abrasi. 

2. Menahan angin kencang dari laut. 

3. Menahan proses penimbunan lumpur. 

4. Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan. 

5. Mengolah limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida. 

B. Fungsi Biologis 

1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga dapat menunjang rantai makanan. 

2. Tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan udang. 

3. Tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa lain. 

4. Sumber plasma nutfah dan sumber genetik. Habitat alami bagi berbagai jenis biota. 

C. Fungsi Ekonomi 

1. Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bangunan. 

2. Menghasilkan bahan baku industri seperti pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang, kepiting, dan berbagai biota lain. 

3. Tempat wisata, penelitian, dan pendidikan

 

 Potensi Hutan Mangrove Sebagai Kawasan Ekowisata

 Hutan mangrove dapat dijadikan area pariwisata apabila memberikan nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di dalam lingkungan yang dijadikan sebagai obyek wisata, menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan, memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para stakeholders, membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional, mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut. Mangrove sangat berpotensi sebagai tempat berpariwisata di pinggir pantai. Mangrove dapat dijadikan sarana edukatif dan sarana pariwisata melalui fungsinya selain menahan ombak namun juga dapat menjadi habitat para hewan perairan. Mangrove berpotensi menjadi sarana ekowisata dimana pada wisata ini bertujuan untuk melestarikan mangrove itu sendiri yang berupa konservasi lingkungan juga terdapat manfaat secara ekonomi.

Hutan mangrove dapat dijadikan ekowisata apabila memenuhi beberapa syarat, kriteria penilaian dapat dijadikan pedoman dalam ekowisata seperti ketebalan dan kerapatan pohon, jenis flora atau fauna mangrove, dan kisaran pasang surut. Selain itu juga harus memberi nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di lingkungan obyek wisata; menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan dan tidak langsung bagi para stakeholders; membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional; mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan; dan mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut.


Fakta Menarik Hutan Mangrove 

Jenis tumbuhan mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat ekstrim, jenuh air, kondisi tanah yang kurang stabil dan anaerob. Dengan kondisi lingkungan tersebut, beberapa jenis tumbuhan mangrove mampu mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif untuk mengeluarkan garam dari jaringan. 

Sementara itu, organ yang lainnya memiliki daya adaptasi dengan cara mengembangkan sistem akar napas untuk memperoleh oksigen dari sistem perakaran yang hidup pada substrat yang anaerobik. Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp. dan Ceriops sp. mampu berkembang dengan menggunakan buah (propagul) yang sudah berkecambah sewaktu masih menempel pada pohon induknya atau disebut sebagai vivipar. Tumbuhan tersebut pun mampu hidup pada lingkungan dengan salinitas (kadar garam) tinggi. Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran salinitas yang sangat besar. Selain, hutan ini menjadi tempat hidup, flora, terdapat pula keanekaragaman fauna di dalamnya yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain.

Penulis: Helsen Hasundungan Hutabarat (Gerama RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU. 1. Gempa...