HUTAN MANGROVE: PENGERTIAN, CIRI-CIRI, FUNGSI, DAN
POTENSI
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai luasan hutan
mangrove terbesar di dunia. Fungsi hutan mangrove tidak hanya
mencegah abrasi, tetapi bermanfaat untuk kehidupan sosial-ekonomi
masyarakat
Pengertian Hutan Mangrove
Hutan mangrove adalah jenis hutan yang terdiri atas formasi dari tumbuhan yang
spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang
terlindung di daerah tropika dan subtropika. Kata mangrove sendiri berasal dari perpaduan
antara bahasa Portugis yaitu mangue, dan bahasa Inggris yaitu grove. Dalam bahasa Portugis,
kata mangrove dipergunakan untuk individu jenis tumbuhan, dan kata mangal dipergunakan
untuk komunitas hutan yang terdiri atas individu-individu jenis mangrove.
Hutan mangrove di Indonesia sekitar 8,6 juta hektar, terdiri atas 3,8 juta hektar di
dalam kawasan hutan dan 4,8 juta hektar di luar kawasan hutan. Hutan mangrove menjadi salah
satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang
bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Kondisi ini
mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi
lingkungan.
Pelestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi
lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove.
Ciri-ciri Hutan Mangrove
Setiap jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu hutan
tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada jenis- jenis hutan.
Beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan yang
mempunyai akar mencuat ke permukaan,
2. Tumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran air tawar
dan air asin,
3. Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut,
4. Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga terjadi
akumulasi bahan organik,
5. Seringkali termasuk jenis hutan homogen karena tumbuhan yang hidup relatif berasal
dari genus yang sama.
Fungsi Hutan Mangrove
Selain memiliki beragam manfaat, hutan mangrove ternyata mempunyai fungsi yang
krusial bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar hutan.
Berikut ini penjelasan fungsi-fungsi hutan mangrove antara lain yaitu:
A. Fungsi Fisik
1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan
abrasi.
2. Menahan angin kencang dari laut.
3. Menahan proses penimbunan lumpur.
4. Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan.
5. Mengolah limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida.
B. Fungsi Biologis
1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga
dapat menunjang rantai makanan.
2. Tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan udang.
3. Tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa lain.
4. Sumber plasma nutfah dan sumber genetik. Habitat alami bagi berbagai jenis biota.
C. Fungsi Ekonomi
1. Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bangunan.
2. Menghasilkan bahan baku industri seperti pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang,
kepiting, dan berbagai biota lain.
3. Tempat wisata, penelitian, dan pendidikan
Potensi Hutan Mangrove Sebagai Kawasan Ekowisata
Hutan mangrove dapat dijadikan
area pariwisata apabila memberikan nilai
ekonomi dalam kegiatan ekosistem di
dalam lingkungan yang dijadikan sebagai
obyek wisata, menghasilkan keuntungan
secara langsung untuk pelestarian
lingkungan, memberikan keuntungan
secara langsung dan tidak langsung bagi
para stakeholders, membangun
konstituensi untuk konservasi secara
lokal, nasional dan internasional,
mempromosikan penggunaan sumber
daya alam yang berkelanjutan, dan
mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut.
Mangrove sangat berpotensi sebagai tempat berpariwisata di pinggir pantai. Mangrove dapat
dijadikan sarana edukatif dan sarana pariwisata melalui fungsinya selain menahan ombak
namun juga dapat menjadi habitat para hewan perairan. Mangrove berpotensi menjadi sarana
ekowisata dimana pada wisata ini bertujuan untuk melestarikan mangrove itu sendiri yang
berupa konservasi lingkungan juga terdapat manfaat secara ekonomi.
Hutan mangrove dapat dijadikan ekowisata apabila memenuhi beberapa syarat, kriteria
penilaian dapat dijadikan pedoman dalam ekowisata seperti ketebalan dan kerapatan pohon,
jenis flora atau fauna mangrove, dan kisaran pasang surut. Selain itu juga harus memberi nilai
ekonomi dalam kegiatan ekosistem di lingkungan obyek wisata; menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan dan tidak langsung bagi para stakeholders;
membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional;
mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan; dan mengurangi ancaman
terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut.
Fakta Menarik Hutan Mangrove
Jenis tumbuhan mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada lingkungan pesisir
yang berkadar garam sangat ekstrim, jenuh air, kondisi tanah yang kurang stabil dan anaerob.
Dengan kondisi lingkungan tersebut, beberapa jenis tumbuhan mangrove mampu
mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif untuk mengeluarkan garam dari
jaringan.
Sementara itu, organ yang lainnya memiliki daya adaptasi dengan cara
mengembangkan sistem akar napas untuk memperoleh oksigen dari sistem perakaran yang
hidup pada substrat yang anaerobik.
Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp., Bruguiera
sp., Avicennia sp. dan Ceriops sp. mampu berkembang dengan menggunakan buah (propagul)
yang sudah berkecambah sewaktu masih menempel pada pohon induknya atau disebut sebagai
vivipar.
Tumbuhan tersebut pun mampu hidup pada lingkungan dengan salinitas (kadar garam)
tinggi. Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran salinitas
yang sangat besar. Selain, hutan ini menjadi tempat hidup, flora, terdapat pula keanekaragaman
fauna di dalamnya yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain.
Penulis: Helsen Hasundungan Hutabarat (Gerama RDA)
Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)