Lestarii

Jumat, 24 Februari 2023

INTRODUKSI EKSOTIK DAN PENGENDALIAN SPESIES EKSOTIK (KONYAL)

 INTRODUKSI EKSOTIK DAN PENGENDALIAN SPESIES EKSOTIK (KONYAL)


Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang ditandai dengan ekosistem, jenis dalam ekosistem, dan plasma nutfah (genetic) yang berada di dalam setiap jenisnya. Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai negara mega-biodiversity. Keanekaragaman hayati yang tinggi tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat memberikan manfaat yang vital dan strategis, sebagai modal dasar pembangunan nasional, serta merupakan paru-paru dunia yang mutlak dibutuhkan, baik dimasa kini maupun yang akan datang. 

Namun demikian Indonesia juga merupakan negara dengan tingkat keterancaman lingkungan yang tinggi, terutama terjadinya kepunahan jenis dan kerusakan habitat yang menyebabkan menurunnya keaneka ragaman hayati, Hal ini disebabkan karena proses pembangunan, dimana jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah menyebabkan kebutuhan dasar pun semakin besar, sehingga sering terjadi perubahan fungsi areal hutan, sawah dan kebun rakyat baik oleh pemerintah maupun swasta. Keadaan demikian menyebabkan menyusutnya keanekaragaman hayati dalam tingkat jenis. Ketika pembangunan pemukiman, perkantoran, dan industri berjalan dengan cepat, secara bersamaan terjadi penurnan populasi jenis tumbuhan, hewan dan mikroba. Maka dari itu Indonesia merupakan salah satu wilayah prioritas konservasi keanekaragam hayati dunia. 

Introduksi spesies adalah berpindahnya suatu jenis mahluk hidup dari habitatnya ke habitat lain. Berpindahnya mahluk hidup tersebut dapat secara sengaja ataupun secara tidak sengaja. Introduksi spesies adalah usaha sadar atau tidak sadar memasukkan suatu jenis hewan atau tumbuhan ke dalam satu habitat yang baru. Spesies eksotik adalah suatu spesies yang sengaja atau tidak sengaja diangkut dan dilepaskan oleh manusia ke lingkungan luar dari daerah asalnya. Spesies eksotik dapat didefinisikan sebagai organisme apa pun yang kebetulan hidup di luar jangkauan sebaran alaminya sebagai akibat dari aktivitas antropogenik, atau aktivitas melalui introduksi secara sengaja atau tidak sengaja ke habitat baru. 

Konyal merupakan salah satu jenis tumbuhan eksotik yang bersifat invasive di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Konyal memiliki karakteristik yang menonjol, yaitu mudahnya pertumbuhan awal dari tumbuhan tersebut tidak hanya dari biji, melainkan dari batang dan akar. sifat konyal yang yang cepat memberi naungan pada tumbuhan yang dirambatinya menyebabkan kematian bagi tumbuhan tersebut. Selain itu konyal tumbuh dan menyebar dengan sangat cepat, menyebabkan terganggunya pertumbuhan jenis lokal di kawasan ini. Konyal di kawasan ini menjadi ancaman bagi jenis-jenis tumbuhan lokal TNGGP dan keberadaannya perlu diwaspadai dan dikendalikan.

Pemetaan sebaran konyal (Passiflora suberosa L) dapat menjadi salah satu upaya prefentif untuk menjadi acuan dalam melakukan pengendalian konyal di area prioritas. Keberadaan konyal di RPTN Mandalawangi dapat diketahui melalui terestrial survey, yaitu dengan metode marking koordinat di lapangan menggunakan GPS dan kompas serta identifikasi citra satelit. Untuk mengetahui kesesuaian habitat konyal maka dapat dilakukan dengan metode overlay peta klasifikasi jenis tanah, curah hujan, tutupan lahan, dan peta kelerangan dengan peta sebaran konyal. Dari keseluruhan data yang didapat kemudian di analisis menggunakan SIG yang kemudian menghasilkan output peta sebaran konyal (Passiflora suberosa L) yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam melakukan kegiatan pengendalian konyal di area prioritas. 

Dapat dilihat pada gambar, bahwa sebaran konyal yang sangat rapat adalah berada di kawasan hutan jalur interpretasi ciwalen, yaitu pada titik koordinat Lat -6.7459 Long 107.0033 dengan ketinggian 1.463 mdpl dengan klasifikasi hutan sub montana (700- 1500 mdpl). kawasan hutan pada jalur ini memiliki sebaran konyal (Passiflora suberosa L) yang paling padat. Hal ini dikarenakan lokasi ini merupakan lokasi bervegetasi jarang dan tutupan tajuk yang tidak terlalu rapat, sehingga konyal dapat tumbuh dan menyebar secara maksimal karena lokasi tersebut merupakan lokasi dengan intensitas sinar matahari yang cukup tinggi. 

Hasil observasi yang dilakukan pada lokasi ini, terdapat satwa yang mudah ditemui mengingat konyal (Passiflora suberosa L) merupakan salah satu pakan dari beberapa satwa di kawasan ini, hal ini dapat menjadi salah satu faktor konyal (Passiflora suberosa L) menyebar dengan sangat cepat. Jalur interpretasi ciwalen merupakan salah salah satu lokasi yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, hal ini sangat memungkinkan menjadi salah satu faktor menyebarnya konyal (Passiflora suberosa L). (Passiflora suberosa L) yang cukup rapat. Vegetasi pada lokasi ini merupakan kawasan bervegetasi jarang dengan tutupan tajuk yang tidak terlalu rapat, sehingga konyal (Passiflora suberosa L) dapat secara maksimal tumbuh dan menyebar di lokasi tersebut. pada lokasi ini, konyal banyak tumbuh di area sekitar jalur. Hal ini dikarenakan area jalur cibeureum merupakan lokasi yang cukup terbuka dan tutupan tajuk yang kurang rapat.

Sama halnya dengan jalur interpretasi ciwalen, jalur air terjun cibeureum merupakan salah satu lokasi yang 7 banyak dikunjungi oleh wisatawan dan menjadi jalur untuk pendakian. Hal ini menjadi salah satu faktor menyebarnya konyal di area tersebut. satwa menjadi salah satu faktor dalam menyebarnya konyal (Passiflora suberosa L). Karena pada jalur tersebut banyak terdapat kotoran satwa yang masih berbentuk biji konyal (Passiflora suberosa L). Dan lokasi ketiga adalah kawasan hutan bumi perkemahan (buper) mandalawangi. Sebaran konyal (Passiflora suberosa L) di Buper mandalawangi dapat ditemui di beberapa titik, salah satunya pada koordinat Lat -6.7352 Long 107.0026 dengan ketinggian 1.337 mdpl. lokasi tersebut merupakan lokasi dengan sebaran konyal (Passiflora suberosa L) tidak rapat. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut merupakan lokasi dengan vegetasi yang rapat dan tutupan tajuk yang cukup padat. Dengan kondisi vegetasi rapat dan tutupan tajuk yang padat menyebabkan lokasi tersebut merupakan lokasi dengan intensitas matahari sedikit sehingga konyal (Passiflora suberosa L) tidak dapat tumbuh secara maksimal. Kawasan hutan buper mandalawangi merupakan lokasi yang jarang dikunjungi wisatawan, dan pada lokasi ini juga jarang ditemukan adanya satwa. Hal ini menjadi salah satu faktor konyal (Passiflora suberosa L) tidak dapat menyebar dengan maksimal. Dan pada ketinggian 2000 mdpl pada hm 24 tidak terlihat sebaran konyal. Hal ini dikarenakan pencegahan yang telah dilakukan, untuk mencapai tujuan dengan strategi yang efektif dan tepat sasaran.


Penulis: Muhammad Fauza Nur (Caman RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU. 1. Gempa...