Lestarii

Kamis, 23 Februari 2023

RISET ENVIRONTMENTALIST; MANGROVE

 HUTAN MANGROVE: PENGERTIAN, CIRI-CIRI, FUNGSI, DAN POTENSI

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai luasan hutan mangrove terbesar di dunia. Fungsi hutan mangrove tidak hanya mencegah abrasi, tetapi bermanfaat untuk kehidupan sosial-ekonomi masyarakat


Pengertian Hutan Mangrove 

Hutan mangrove adalah jenis hutan yang terdiri atas formasi dari tumbuhan yang spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan pesisir yang terlindung di daerah tropika dan subtropika. Kata mangrove sendiri berasal dari perpaduan antara bahasa Portugis yaitu mangue, dan bahasa Inggris yaitu grove. Dalam bahasa Portugis, kata mangrove dipergunakan untuk individu jenis tumbuhan, dan kata mangal dipergunakan untuk komunitas hutan yang terdiri atas individu-individu jenis mangrove. 

Hutan mangrove di Indonesia sekitar 8,6 juta hektar, terdiri atas 3,8 juta hektar di dalam kawasan hutan dan 4,8 juta hektar di luar kawasan hutan. Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Kondisi ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan. Pelestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove.


Ciri-ciri Hutan Mangrove 

Setiap jenis hutan tentulah berbeda antara satu dengan yang lainnya. Jika suatu hutan tidak berbeda satu dengan yang lainnya, tentu tidak akan ada jenis- jenis hutan. Beberapa karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan yang mempunyai akar mencuat ke permukaan, 

2. Tumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran air tawar dan air asin, 

3. Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, 

4. Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga terjadi akumulasi bahan organik, 

5. Seringkali termasuk jenis hutan homogen karena tumbuhan yang hidup relatif berasal dari genus yang sama.


Fungsi Hutan Mangrove 

Selain memiliki beragam manfaat, hutan mangrove ternyata mempunyai fungsi yang krusial bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar hutan. Berikut ini penjelasan fungsi-fungsi hutan mangrove antara lain yaitu:

A. Fungsi Fisik 

1. Menjaga garis pantai agar tetap stabil. Melindungi pantai dan sungai daerah erosi dan abrasi. 

2. Menahan angin kencang dari laut. 

3. Menahan proses penimbunan lumpur. 

4. Menjaga wilayah penyangga dan menyaring air laut menjadi air tawar di daratan. 

5. Mengolah limbah beracun, menghasilkan oksigen, dan menyerap karbon dioksida. 

B. Fungsi Biologis 

1. Menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan bagi plankton sehingga dapat menunjang rantai makanan. 

2. Tempat memijah dan berkembang biak ikan, kerang, kepiting, dan udang. 

3. Tempat berlindung, bersarang, dan berkembang biak burung atau satwa lain. 

4. Sumber plasma nutfah dan sumber genetik. Habitat alami bagi berbagai jenis biota. 

C. Fungsi Ekonomi 

1. Menghasilkan kayu untuk bahan bakar, arang, dan bahan bangunan. 

2. Menghasilkan bahan baku industri seperti pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya. Menghasilkan bibit ikan, nener, kerang, kepiting, dan berbagai biota lain. 

3. Tempat wisata, penelitian, dan pendidikan

 

 Potensi Hutan Mangrove Sebagai Kawasan Ekowisata

 Hutan mangrove dapat dijadikan area pariwisata apabila memberikan nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di dalam lingkungan yang dijadikan sebagai obyek wisata, menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan, memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para stakeholders, membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional, mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut. Mangrove sangat berpotensi sebagai tempat berpariwisata di pinggir pantai. Mangrove dapat dijadikan sarana edukatif dan sarana pariwisata melalui fungsinya selain menahan ombak namun juga dapat menjadi habitat para hewan perairan. Mangrove berpotensi menjadi sarana ekowisata dimana pada wisata ini bertujuan untuk melestarikan mangrove itu sendiri yang berupa konservasi lingkungan juga terdapat manfaat secara ekonomi.

Hutan mangrove dapat dijadikan ekowisata apabila memenuhi beberapa syarat, kriteria penilaian dapat dijadikan pedoman dalam ekowisata seperti ketebalan dan kerapatan pohon, jenis flora atau fauna mangrove, dan kisaran pasang surut. Selain itu juga harus memberi nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di lingkungan obyek wisata; menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan dan tidak langsung bagi para stakeholders; membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional; mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan; dan mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut.


Fakta Menarik Hutan Mangrove 

Jenis tumbuhan mangrove mampu tumbuh dan berkembang pada lingkungan pesisir yang berkadar garam sangat ekstrim, jenuh air, kondisi tanah yang kurang stabil dan anaerob. Dengan kondisi lingkungan tersebut, beberapa jenis tumbuhan mangrove mampu mengembangkan mekanisme yang memungkinkan secara aktif untuk mengeluarkan garam dari jaringan. 

Sementara itu, organ yang lainnya memiliki daya adaptasi dengan cara mengembangkan sistem akar napas untuk memperoleh oksigen dari sistem perakaran yang hidup pada substrat yang anaerobik. Disamping itu, beberapa jenis tumbuhan mangrove seperti Rhizophora sp., Bruguiera sp., Avicennia sp. dan Ceriops sp. mampu berkembang dengan menggunakan buah (propagul) yang sudah berkecambah sewaktu masih menempel pada pohon induknya atau disebut sebagai vivipar. Tumbuhan tersebut pun mampu hidup pada lingkungan dengan salinitas (kadar garam) tinggi. Avicennia merupakan jenis yang mampu hidup bertoleransi terhadap kisaran salinitas yang sangat besar. Selain, hutan ini menjadi tempat hidup, flora, terdapat pula keanekaragaman fauna di dalamnya yaitu kepiting, ikan, jenis Molusca, dan lain-lain.

Penulis: Helsen Hasundungan Hutabarat (Gerama RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU. 1. Gempa...