Lestarii

Selasa, 14 Februari 2023

The Role of Environmentalist Student

 Peran Mahasiswa Pecinta Alaman

Apa yang kalian ketahui tentang pecinta alam? Pasti terlintas dipikiran kalian bahwasanya pecinta alam adalah seseorang yang memiliki jiwa kepeduliaan terhadap lingkungan dan alam, dimana rasa kepeduliaan tersebut muncul karena kesadaran diri masing-masing insan sebagai makhluk ciptaan tuhan. Alam adalah tempat dimana kita dapat merasakan ketenangan dan kesejukan yang didalamnya masih terdapat keasrian. Pertanyaan penting, apakah kita sebagai umat manusia sudah menjaga alam kita dengan baik? tentu jawabannya tidak, karena dilihat dari perilaku manusia pada saat ini tidak mencerminkan rasa kepeduliannya terhadap alam. Oleh sebab itu, kita sebagai generasi gemilang yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya menjaga alam harus memberikan ilmu yang mereka ketahui kepada orang lain, agar mereka dapat menjaga dan memperbaiki apa yang sudah dititipkan Tuhan kepada kita. 

Saat ini banyak organisasi-organisasi yang bergerak dibidang kepecintaan alam. Di Indonesia sendiri ada 2 organisasi pecinta alam yang sudah lahir sejak tahun 1964. Wanadri merupakan organisasi tertuatepatnya pada 16 Mei 1964 yang didirikan di Bandung, sedangkan MAPALA Sastra Universitas Indonesia lahir pada 12 Desember 1964 yang didirikan di Bogor. Orrganisasi ini dibangun untuk turut membangun tanah air, bangsa dan Indonesia melalui pendidikan pemudapemudi dengan menggunakan alam bebas sebagai sarana pendidikan.

Tahukah kalian kode etik pecinta alam? Kode etik pecinta alam yang saat ini berlaku adalah mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai batas kebutuhannya, mengabdi kepada bangsa dan tanah air dan menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitarnya serta menghargai manusia sesuai martabatnya. 

Kode etik pecinta alam Indonesia pertama kali dicetuskan pada bulan Januari tahun 1974, melalui sebuah kegiatan yang bernama Gladian Nasiona Pecinta Alam IV. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Pulau Kahyangan dan Tana Toraja, oleh Badan Kerjasama Club Antarmaja pecinta alam se-Ujung Pandang dan diikuti sebanyak 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. Gladian Nasional Pecinta Alam meerupakan suatu pertemuan akbar yang diikuti oleh para pecinta alam se-Indonesia. Gladian Nasional Pecinta Alam bertujuan sebagai ajamg bertukar pikiran, pengetahuan, pendapat dan kemampuan dalam bidang kepecintaan alam dan kegiatan alam bebas. Selain itu, Gladian Nasional Pecinta Alam juga berperan sebagai media silaturahmi antar perkumpulan pecinta alam se-Indonesia.

Salah satu himpunan pecinta alam yang sering dikenal dengan sebutan MAPALA, yaitu singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam. Diasumsikan, knowledge yang dibangun oleh anggota Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam adalah tentang diri manusia yang utuh yang memerlukan manusia lain dalam kehidupan. Hingga kemudian, dapat terbentuklah sebuah interaksi sosial yang mengusung nilai dan norma antar sesame anggota. Dalam berinteraksi organisasi ini memiliki sebuah simbol-simbol yang mempunyai makna yang digunakan sebagai sebagai sebuah alat untuk berinteraksi dan tentunya simbol-simbol tersebut hanya diketahui oleh komuitasnya. 

Berbagai komunitas pecinta alam yang mulai menjamur keberadaannya merupakan suatukelompok yang terbentuk atas dasar kesamaan hobi dan memiliki tujuan tertentu. Dalam menunjukan identitasnya pada masyarakat, umumnya suatu organisasi pecinta alam akan mengenakan suatu atribut-atribut dan perlengkapanperlengkapan tertentu ketika mereka berkegiatan yang akan membedakan mereka dengan komunitas yang hanya mengaku sebagai pecinta alam atau komunitas pendaki atau penikmat alam. Atribut-atribut yang dikenakan suatu komunitas menjadi suatu simbol non verbal yang merepresentasikan bahwa komunitas itu berasal dari suatu komunitas tertentu.

Pecinta alam memang sebuah ajang penyaluran hobi dan pengisi waktu luang bagi sejumlah orang yang memiliki kecintaan pada kegiatan yang bertempat di alam bebas seperti mendaki gunung, arung jeram, penghijauan hutan atau kegiatan alam yang lainnya. Namun, menjadi pencinta alam harus memiiki modal besar diantaranya kesehatan fisik, karena hal tersebut dapat menunjang kegiatan selama pendakian gunung, yang kedua adalah mental yang kuat, seorang pecinta alam apabila tidak memiliki mental yang kuat maka akan menghindari tantangan yang terjadi saat pendakian, dan yang terakhir adalah keterampilan, selain sehat dan memiliki mental yang kuat seorang pecinta alam dituntut untuk terampil dalam kegiatan pendakian, agar dapat membantu seorang pecinta alam bertahan hidup di alam luar. 

Dalam Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara terdapat sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak dibidang kepecintaan alam yakni RIMBAPALA singkatan dari Rimbawan Pecinta Alam. Rimbapala sendiri memiliki kegiatan yang berdasarkan ilmu-ilmu konservasi. Rimbapala dibentuk pada hari Minggu, 23 September 2012 di Air Terjun Sikulikap, Desa Doulu, Kecamatan Dolat Rakyat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Rimbapala berazaskan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Kode Etik Pecinta Alam. Rimbapala memiliki sebuah visi, yakni terbentuknya mahasiswa/i Fakultas Kehutanan USU berjiwa konservasi dan mencintai alam serta memiliki mental lapangan yang kuat sehingga nantinya anggota Rimbapala merupakan orang-orang yang memperjuangkan kelestarian alam Indonesia. 

Proses perekrutan untuk menjadi anggota Rimbapala salah satunya adalah Pendidkan Dasar (Diksar). Ada yang menggunakan sistem magang dan sistem pendidikan dasar sebagai peserta kegiatan. Inti dari sebuah diksar adalah membentuk mental dan fisik yang kuat sesuai dengan azas pecinta alam. Alam sebagai media utama diksar merupakan instrumen yang tidak boleh hilang dari segala proses yang ada. Pada saat sedang mengikuti proses pendidikan dasar calon anggota hanya disuguhkan dengan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Selain itu, calon anggota diberikan materi – materi tanpa bisa memperbaharui sistem yang telah ada. Sistem pendidikan telah ditentukan oleh para senior dan panitia penerimaan anggota sehingga hal ini sangat membatasi ruang gerak para calon anggota untuk berpikir kritis.

Setelah melalui proses Diklatsar maka calon anggota sudah dinyatakan menjadi anggota muda Rimbapala dan diberi sebuah mitela yang merupakan sebuah simbolis keanggotaan. Anggota Rimbapala terdiri dari Anggota Muda (AM), Anggota Biasa (AB), Anggota Luar Biasa (ALB dan Anggota kehormatan. Keanggotaan tersebut memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. syarat-syarat tersebut terdapat pada AD/ART Rimbapala. AD/ART merupakan singkatan dari sebuah Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga yang dijadikan sebagai pedoman ketika sudah menjadi anggota Rimbapala. Struktur Rimbapala terdiri dari Badan Pengurus Harian (BPH) serta Kepala Bidang dan Kepala Divisi. 

Saat ini Rimbapala memiliki 3 divisi yaitu gunung rimba, lingkungan hidup dan trees climbing. Ketiga divisi ini memberikan materi yang sesuai dengan divisinya. Misalnya, Divisi Gunung Rimba berkaitan dengan penjelajahan alam, pendakian gunung dan manajemen perjalanan. Divisi Trees Climbing memberikan pengetahuan tentang memanjat pohon dan bisa juga di aplikasikan untuk memanjat sebuah tebing dan lain sebagainya. Aplikasi kegiatan Trees Climbing sendiri berupa SRT (Single Rope Technic). Divisi Lingkungan Hidup yang bergerak dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Kegiatan-kegiatan ketiga divisi ini sangat seru untuk diikuti.

Penulis: Sephia Br Sembiring (Simantuk RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU. 1. Gempa...