RIMBAPALA SEBAGAI WADAH MAHASISWA
FAKULTAS KEHUTANAN USU
DALAM MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
Sebelum menelisik lebih jauh mengenai Rimbapala, kita harus mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Mahasiswa Pecinta Alam. Jika
diartikan secara bahasa, Pecinta Alam berasal dari kata Cinta dan Alam. Cinta
memiliki arti menyukai, menyayangi serta mengagumi. Alam mengandung arti
segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitar baik itu benda yang hidup (biotik)
maupun benda mati (abiotik). Dengan demikian, Pecinta Alam merujuk kepada
orang yang melakukan upaya untuk menjaga lingkungan agar tetap terawat
keberadaannya. Dalam hal ini Mahasiswa yang bergabung didalam organisasi
Rimbapala memiliki peran penting dalam pelestarian lingkungan.
Mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Mapala harus menanamkan
jiwa naturalis dan konservatif didalam dirinya. Jiwa Naturalis disini memiliki arti
rasa apresiasi dan kekaguman terhadap alam dan Jiwa Konservatif memiliki artian
upaya untuk tetap mempertahankan dan menjaga kelestarian alam dengan tidak
melakukan hal yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap alam itu sendiri.
Hingga saat ini, sudah banyak ditemukan organisasi serupa Rimbapala atau yang
disebut Mapala yang terbentuk hampir di seluruh kampus baik itu tingkat fakultas
maupun tingkat jurusan.
Rimbawan Pecinta Alam atau yang lebih dikenal dengan singkatan
RIMBAPALA merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Fakultas
Kehutanan USU yang berfungsi sebagai wadah aspirasi dan pengembangan
mahasiswa Fakultas Kehutanan USU dalam bidang konservasi alam, olahraga
alam bebas, pengabdian kepada masyarakat serta berperan sebagai media
pengembangan potensi dan lembaga pemerhati lingkungan. Rimbapala bersifat
kekeluargaan, kebersamaan, solidaritas, loyalitas, kesamaan tujuan dan cinta tanah
air. Kemudian bersifat demokratis dan non politis.
RIMBAPALA dibentuk pada hari Minggu, 23 September 2012 di
Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dan Apabila dilihat dari organisasi
sejenis Mapala yang berada di Medan atau Sumut. Rimbapala tergolong
organisasi yang muda , pada September tahun 2022 ini Rimbapala akan berumur
satu dekade. Diharapkan dengan umur 10 tahun ini, Rimbapala akan tetap terus
membentuk Rimbawan yang memiliki jiwa konservasi dan mencintai alam serta
memiliki mental lapangan yang kuat serta kader-kader yang memperjuangkan
kelestarian alam Indonesia.
Hingga saat ini Rimbapala memiliki 3 divisi yang meliputi : Gunung
Rimba, Trees Climbing, dan Lingkungan Hidup. Divisi Gunung Rimba berkaitan
dengan penjelajahan alam, baik itu gunung, hutan maupun bentang alam. Diantara
kegiatan yang dilakukan yaitu Navigasi Darat. Kemudian Divisi Trees Climbing
(TC) yang mendalami dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan
pohon terutama panjat pohon dengan teknik. Aplikasi kegiatannya berupa
SRT (Single Rope Technic). Kemudian Divisi yang ketiga yakni Lingkungan Hidup
yang bergerak dalam kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan. Ketiga
divisi tersebut memiliki berbagai macam kegiatan yang sangat seru dan pastinya
bermanfaat karena penerapannya secara langsung di lapangan dapat meningkatkan
ilmu pengetahuan serta pengalaman.
Selain bermanfaat untuk anggota Rimbapala, kegiatan yang dilakukan juga
dapat berdampak baik terhadap masyarakat. Karena kegiatan yang dilakukan juga
melibatkan masyarakat umum. Kegiatan Rimbapala yang melibatkan masyarakat
secara langsung adalah penanaman Mangrove di Desa Percut Sei Tuan pada
Sabtu, 24 November 2018 dalam rangka memperingati Hari Pohon Sedunia.
Dalam penanamannya, Rimbapala bekerja sama dengan masyarakat setempat
dengan penanaman bibit Manggrove sebanyak 500 bibit. Kegiatan tersebut juga
tidak hanya melakukan penanaman, namun dilakukan pembagian bibit MPTS
(Multi Purpose Tree Species) kepada masyarakat di sekitar. Dengan demikian
akan sangat berdampak positif bagi masyarakat di Desa tersebut.
Tentunya sebagai seorang Mahasiswa yang memiliki jiwa konservasi
maupun peran dalam pelestarian hutan, Rimbapala menjadi wadah yang terbaik
dalam menambah ilmu dan kemampuan yang dimiliki oleh Mahasiswa Fakultas
Kehutanan sehingga dapat menjadi kader yang memperjuangkan kelestarian alam.
Mengingat pada era modern ini, dibutuhkan generasi yang terus melakukan
kegiatan pelestarian lingkungan. Selain rasa kekeluargaan dan solidaritas yang
diperoleh, dengan berorganisasi juga dapat meningkatkan potensi diri dan jiwa
kepemimpinan.
Penulis: Reza Pahlevi Hasibuan (Mudong RDA)
Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar