Lestarii

Minggu, 12 Februari 2023

ENVIRONMENTALIST CODE OF ETHICS

 KODE ETIK PECINTA ALAM

Sebagai pecintaalam, kita juga harus memperhatikan segala sesuatu yang berada pada ruang lingkup kita dari hal yang terkecil dengan menjaga alam melalui langkah kecil. Contoh paling kecil yang bisa kita lakukan adalah tidak membakar sampah, mengurangi penggunaan sampah plastik, dan tidak membuang sampah ke sungai. 

Pada dasarnya pecinta alam di Indonesia memiliki 3 bagian. Yang pertama ada Sispala, Sispala adalah kelompok kepecintaalaman pada ukuran siswa baik SD, SMP, dan SMA. Kemudian, Mapala. Mapala adalah media yang bisa menjadi ruang lingkup kepecintaalaman bagi mahasiswa. Biasanya Mapala terbagi menjadi 2, yaitu: Mapala Universitas dan Mapala Fakultas. Kegiatan Kepecintaalaman yang dilakukan oleh Mapala sering berkolaborasi dengan melakukan riset-riset yang berhubungan dengan tugas kuliah maupun penelitian. LAlu, KPA atau Kelompok Pecinta Alam. Kelompok Pecinta Alam adalah kumpulan dari beberapa orang dari segala umur yang suka dengan Kepecintaalaman.

Dalam Pecintaalam memiliki kode etik kepecintaalaman diantaranya yaitu, 

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, 

2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sesuai dengan batas kebutuhan, 

3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air, 

4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar, 

5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antar Pecinta Alam sesuai dengan asas Pecinta Alam. 

6. Berusaha saling mencintai, serta saling menghargai dalam pelaksanaan pengabdian Tuhan, bangsa, dan Negara. 

KEPA (Kode Etik Pecinta Alam) Indonesia diharapkan dapat menjawab setiap pertanyaan tentang pecinta alam Indonesia hubungannya antar PA (Pecinta Alam) Indonesia demikian luas dan umum, meskipun ada sebagian dari itu yang hanya mengambil spesialisasi (seperti khusus memanjat tebing, menyusur goa mendaki gunung,dll). Di sini KEPAI (diharapkan dapat menjebatani hubungan antar individu pecinta alam Indonesia, menyelaraskan hubungan konsepsional maupun operasional antar kelompok spesialisasi, dll. KEPAI juga diharapkan dapat menjadi salah asatu alat pemersatu agar PA Indonesia tidak terjebak dalam kesempitan pandangan dan penalaran yang dapat mengadu domba, memecah belah antar sesama. Demikian luas jangkauan KEPAI, tidak dibatasi oleh usia, suku bangsa, ras, agama, kelompok, golongan. 

Bila disimak lebih cermat, kata demi kata, kalimat demi kalimat maka KEPAI dapat bermakna sebagai berikut;

Keinginan luhur dari para PA, yaitu keinginan yang dilandasi pada suatu kedalaman penghayatan arti hidup dan kehidupan manusia. 

Kesadaran akan hakiki PA itu sendiri, PA menyadari bahwa alam adalah ciptaan Tuhan. Alam diciptakan untuk ditaklukkan, dilukai, tetapi alam diciptakan untuk keselamatan manusia itu sendiri. Terpeliharanya alam, lestarinya alam tergantung dari kesadaran manusia itu sendiri. Juga bencana dan kehancuran alam sangat banyak peran manusia yang terlibat di dalamnya. Kandungan makna KEPAI tentang keteladanan dan tuntunan ada dua, yaitu.

• Tuntunan hubungan yang vertical Manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. KEPAI mengakui bahwa manusia sebagai khalifah filardi, sebagai wakil Tuhan di Bumi. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang mendatang. 

• Tuntunan hubungan yang horizontal KEPAI menuntun hubungan manusia dengan manusia, menusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam KEPAI mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing. KEPAI yang akan memanfaatkan alam sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan tanpa memaksakan kehendak.

Dalam Kepecintaalaman juga tidak hanya menikmati alam itu sendiri, tetapi ada materi materi yang diterapkan dalam sepeti mountaineering, manajemen perjalanan, persiapan dalam mendaki, pertolongan gawat darurat, navigasi darat dan masih banyak lainnya. Ini semua sangat perlu dipelajari dalam kepecintaalaman dimana dalam alam kita tidak tau bagaimana keadaan cuaca, medan dan sebagainya. Untuk itu seorang pecinta alam harus memahami materi materi tersebut untuk mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam lapangan. Dalam menikmati alam kita juga herus perlu memerhatikan keselamatan dan kesehatan kita. Dalam melakukan sebuah perjalanan kita juga harus memiliki fisik dan mental yang kuat dikarenakan kita tidak tahu jalan yang kita lalui nantinya. Oleh karena itu dianjurkan rutin dalam melakuka olahraga yang meningkatkan kekuatan fisik. 

Dalam Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara sendiri ada kepecintaalaman yang berdasarkan rimbawan yaitu Rimbapala yang mempunyai kepanjangan dari Rimbawan Pecinta Alam. Rimbapala memliki visi konservasi sehingga Rimbapala banyak melakukan kegiatan yang bersifat konservasi, contohnya penanaman pohon, penanaman mangrove dan masih banyak lagi. Rimbapala dibentuk pada hari Minggu, 23 Sepetember 2012 di Sikulikap, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dan Apabila dilihat dari organisasi sejenis Mapala yang berada di Medan atau Sumut. Rimbapala tergolong organisasi yang muda , pada September tahun 2022 ini Rimbapala akan berumur satu dekade. Diharapkan dengan umur 10 tahun ini, Rimbapala akan tetap terus membentuk Rimbawan yang memiliki jiwa konservasi dan mencintai alam serta memiliki mental lapangan yang kuat serta kader-kader yang memperjuangkan kelestarian alam Indonesia. 

Hingga saat ini Rimbapala memiliki 3 divisi yang meliputi: Gunung Rimba, Trees Climbing, dan Lingkungan Hidup. Divisi Gunung Rimba berkaitan dengan penjelajahan alam, baik itu gunung, hutan maupun bentang alam. Diantara kegiatan yang dilakukan yaitu Navigasi Darat. Kemudian Divisi Trees Climbing (TC) yang mendalami dan mengembangkan kegiatan yang berhubungan dengan pohon terutama panjat pohon dengan teknik. Aplikasi kegiatannya berupa SRT (Single Rope Technic). Kemudian Divisi yang ketiga yakni Lingkungan Hidup yang bergerak dalam kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan. Ketiga divisi tersebut memiliki berbagai macam kegiatan yang sangat seru dan pastinya bermanfaat karena penerapannya secara langsung di lapangan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan serta pengalaman. 

Dan harapan nya anggota RIMBAPALA memiliki jiwa yang berani, bertangung jawab, menyatakan pendapat, serta berjiwa pemimpin. Di sinilah semua proses itu dimulai dari lembaran kertas putih menjadi lebih terisi dan bermakna serta berjiwa persaudaraan yang kuat antar saudara dan abang dan kakak yang lainnya.

Penulis: Jeli Manogu Tua Tinambunan (Penggal RDA)

Editor: Putri Armenia Urelia (Mrende RBS)

1 komentar:

Ekspedisi Sekret Rimbapala Boras Pati

Kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan, menjalin tali persaudaraan se MAPALA- SU untuk Anggota Muda RIMBAPALA Kehutanan USU. 1. Gempa...